Disleksia
Senin, 10 Agustus 2020
Apa itu Disleksia ?
” Disleksia” merupakan istilah yang banyak
digunakan. Kata ini dapat diartikan secara sempit maupun dalam arti yang lebih
luas. Kata “disleksia” berasal dari bahasa Yunani:- ”dys” =
kesulitan- ”lexis” = kata-kata. Dalam
arti sempit, disleksia seringkali dipahami sebagai kesulitan membaca secara
teknis, sedangkan dalam arti luas, disleksia berarti segala bentuk kesulitan
yang berhubungan dengan kata-kata, seperti kesulitan membaca, mengeja, menulis,
maupun kesulitan untuk memahami kata-kata (Pollock & Waller, 1994).
Apa
Gejala Disleksia ?
Gejala-gejala yang sering ditemui di sekolah antara lain:
• Sulit
mengeja
• Sulit
membedakan huruf “b”
dan “d”
• Kekurangan
atau kelebihan huruf dalam menulis
• Sulit
mengingat arah kiri dan kanan
• Sulit
membedakan waktu (hari ini, kemarin, besok)
• Sulit
mengingat urutan
• Sulit
mengikuti instruksi verbal
• Sulit
berkonsentrasi, perhatiannya mudah beralih
• Sulit
berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan (bahasanya kaku dan tidak
berurutan)
• Untuk
berhitung seringkali juga mengalami kesulitan, terutama dalam soal cerita
• Tulisan
sulit dibaca
• Kurang
percaya diri
Bagaimana
cara pendekatan anak Disleksia di sekolah ?
Anak disleksia dapat belajar di sekolah reguler ataupun disekolah khusus. Jika dengan kesulitan belajarnya tersebut, anak masih dapat mengikuti pelajaran dengan nilai yang “cukup” dan perkembangan sosial dan emosinya tidak terganggu, maka kondisi ini masih memungkinkan anak itu untuk belajar disekolah reguler. Namun jika kesulitannya itu sangat berpengaruh pada prestasi belajarnya, bahkan sampai tidak naik kelas, maka anak seperti ini sebaiknya ditangani di sekolah khusus agar memperoleh penanganan yang lebih terfokus.
Di sekolah khusus yang menangani anak-anak yang memiliki kesulitan belar spesifik (diantaranya anak disleksia), dilakukan pendekatan sebagai berikut:
1) Manajemen
kelas kecil
Dengan kelas yang terdiri dari 10 anak, yang dibimbing oleh 2 orang guru, perhatian guru untuk masing-masing anak lebih terfokus. Dalam kelas yang relatif kecil ini, siswa juga lebih mudah mengarahkan perhatiannya.
2) Pendekatan Multisensory
Agar
siswa lebih mudah memahami pelajaran, guru menyampaikan materi melalui berbagai
indera, baik penglihatan, pendengaran, sentuhan, ataupun dengan pengalaman
langsung.
3) Adanya
aturan kelas
Aturan
kelas berfungsi untuk mengkondisikan situasi belajar di kelas agar menjadi
kondusif dan proses belajar-mengajar dapat berjalan dengan lancar. Aturan di
masing-masing kelas bisa berbeda, tergantung dari kondisi siswa dari kelas yang
bersangkutan.
4) Adanya
reward system
Untuk
siswa berkesulitan belajar, reward system ini amat bermanfaat untuk
membangun motivasi mereka. Pada mulanya reward bersifat eksternal
dan secara bertahap diubah menjadi internal.
5) Pelatihan
ketrampilan sosial
Pelatihan
ini berguna untuk meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun
lingkungan sosial anak. Dalam pelatihan ini, anak juga diarahkan untuk memahami
kesulitan belajarnya dan bagaimana strategi untuk mengatasinya.
6)
Belajar dengan iringan musik
Di
kelas anak belajar dengan iringan musik klasik, untuk mengarahkan konsentrasi
dan emosi mereka.
7) Kegiatan
ekstra-kurikuler difokuskan untuk meminimalkan kesulitan belajar anak
Komentar
Posting Komentar