Strategi Mengajar Anak Disleksia
Senin, 10 Agustus 2020
Bagaimana
Strategi Cara Mengajar Anak Disleksia ?
Secara
faktual, kesulitan anak disieksia bukan hanya pada membaca, tetapi juga pada
bidang lain. Menurut Pollock & Waller (1994), anak disieksia dapat
mengalami gangguan di satu atau beberapa bidang dalam proses belajarnya, yaitu:
1) Membaca
2) Menulis
3) Memahami
urutan (sequencing)
4) Memahami
orientasi
5) Memahami angka
Di
kelas, guru-guru mempunyai strategi yang dikembangkan dengan kreativitasnya
masing-masing untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
A.
Membaca.
Membaca dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Membaca
teknis
2. Membaca
pemahaman
Membaca Teknis
Anak
yang memiliki kesulitan membaca secara teknis biasanya persepsi visualnya
terganggu. Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca
anak, antara lain :
1) Mulai
dari hal yang sudah dikuasai anak. Misalnya mulai dari pengenalan huruf,
suku kata, kata yang terdiri dari dua suku kata, dan seterusnya
2) Guru
mendiktekan kata atau kalimat, lalu anak menuliskannya.Anak mendiktekan kata
atau kalimat, lalu guru menuliskan, dan anak membacanya kembali
(Harwell, 1995)
3) Membaca
wacana dan menjawab pertanyaan bacaanMembaca bacaan menggambar, misalnya dari
buku cerita Membaca wacana tanpa gambar. Guru
dan siswa membaca bersama, kemudian secara bertahap guru memperkecil volume
suaranya (Harwell, 1995)
4) Membedakan
“b”
dan “d”
dengan bantuan ibu jari tangan kiri dan kanan.
5) Membuat
huruf dengan lilin
6) Saat freetime
digunakan untuk membuat tugas-tugas yang melatih persepsi visual
7) Pada
pelajaran membaca di kelas, siswa yang mengalami kesulitan membaca diberi
giliran membaca paling akhir agar ia dapat mendengarkan teman-temannya
terlebih dahulu.
8) Pada
saat tes, tulisan diperbesar.
9) Anak
diberikan bantuan dalam membaca, misalnya dibacakan soal pada saat tes, namun
bantuan tersebut akan dikurangi secara bertahap sejalan dengan meningkatnya
kemampuan anak.
10) Pengurangan
jumlah soal
Membaca
Pemahaman
Anak
yang memiliki kesulitan untuk memahami bacaan, biasanya mengalami gangguan
dalam berpikir secara konseptual. Kemungkinan ia juga kurang memahami kata kata
demi kata dalam bacaan tersebut. Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman antara lain:
1)
Memberikan bantuan gambar pada saat menjelaskan suatu konsep
2) Mind
Mapping. Strategi ini diberikan agar anak memperoleh
gambaran umum dari materi yang akan diajarkan
3) Sebelum
membaca suatu wacana, dengan hanya melihat judulnya saja, anak
dibiasakan
untuk bertanya: apa / siapa / dimana / kapan
/ mengapa / bagaimana
4) Penjelasan
langsung
Pada
saat mengalami suatu kejadian, misalnya berkelahi dengan teman, anak langsung
dijelaskan sebab akibatnya.
B. Menulis
Beberapa
anak disleksia memiliki tulisan yang buruk. Biasanya hal ini disebabkan karena
kontrol motorik yang kurang baik dan tekanan yang kurang sesuai pada saat
menulis. Strategi yang biasa dilakukan guru untuk memperbaikai bentuk tulisan,
antara lain dengan:
1) Latihan
menulis halus, berupa pola ataupun kalimat. Latihan ini biasanya diberikan pada
saatfreetime ataupun sebagai hukuman apabila anak melakukan suatu
kesalahan
2) Menggunakan pencil
grip
3) Menggunakan
pensil 2B untuk anak yang tekanannya terlalu lemah dan pensil
H untuk yang tekanannya sangat
kuat4) Pada saat freetime, diberikan
tugas-tugas untuk melatih kemampuan motorik halus, seperti aktivitas ‘dot
to dot’
Video mengajar baca tulis anak disleksia
C. Memahami
urutan (sequencing)
Sebagian
anak disleksia mengalami gangguan dalam pemahaman urutan (sequential
problem).Mereka seringkali sulit mengingat urutan hari dalam satu minggu
atupun bulan dalam satu tahun. Mereka juga sulit mengingat deret angka seperti
3, 6, 9, dst… Strategi yang dilakukan guru untuk melatih kemampuan sequencing
siswa, antara lain dengan:
1) Siswa
diminta untuk menceritakan kembali secara runtut dari apa yang telah
diceritakan guru
2) Siswa
diminta untuk memceritakan kembali secara runtut dari film pendek yang baru
saja ditonton
3) Siswa
diminta untuk bercerita, baik secara lisan maupun tertulis, tentang kejadian
yang baru dialaminya
4) Melakukan
permainan yang melatih kemampuan squencing.
D. Orientasi
Banyak
anak disleksia yang ragu mengenai orientasi, seperti kiri-kanan,
depan-belakang, dan atas-bawah. Bahkan ada di antara mereka yang
benar-benar mengalami disorientasi tentang waktu dan tempat dimana mereka
berada. Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan orientasi
siswa, antara lain:
1) Latihan
baris-berbaris
2) Untuk
anak yang benar-benar disorientasi mengenai kiri dan kanan, salah satu
tangannya diberi tanda, misalnya dengan gelang
3) Setiap
hari di kelas ditekankan mengenai hari dan tanggal
4) Melakukan
permainan yang melatih kemampuan orientasi anak. Misalnya guru memberikan
instruksi: “Pegang telinga kiri dengan tangan kanan”
E. Pemahaman
Angka
Sebagian
anak disleksia juga mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika. Hal ini
biasanya berhubungan dengan kemampuan pemahaman bahasa, masalah sequential,
dan pemahaman simbol. Seringkali mereka mengalami kesulitan dalam
menghitung mundur dan salah menempatkan angka dalam proses penjumlahan atau
pengurangan (spatialproblem). Untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut, strategi yang digunakan guru antara lain:
1) Menggunakan
kertas berpetak untuk proses penjumlahan dan pengurangan
Video Dokumenter anak Disleksia yang berjudul "Aku Benci Sekolah"
Komentar
Posting Komentar